STRESS DAN PEMECAHAN MASALAH (COPING)




STRES DAN PEMECAHAN MASALAH (COPING)
Sering sekali kita menganggap stress adalah sesuatu yang dekat dengan hal-hal negative, sebenarnya kita memerlukan stress. Stress yang optimal akan membuat motivasi menjadi tinggi, menjadi lebihbergairah, daya tangkap dan persepsi menjadi tajam dan lain-lain. Stress ynag terlalu rendah akan mengakibatkan kebosanan, motivasi menjadi turun, dan mengalami kelesuan. Stress yang terlalu tinggi mengakibatkan insomnia, lekas marah, kebimbangan, dan lain-lain.
Cox (Gibson, dkk., 1990) mengategorikan akibat stress menjadi lima kategori:
Akibat Subjektif: Dirasakan secara pribadi, seperti kegelisahan, kebosanan, kekecewaan, dan lain-lain.
Akibat Perilaku: Dilihat karena berbentuk perilaku-perilaku tertentu, seperti kecelakaan, penyalahgunaan obat, tertawa gelisah, dan lain-lain.
Akibat Kognitif: Mempengaruhi proses berpikir, seperti kurang dapat berkonsentrasi.
Akibat Fisiologis: Berhubungan dengan fungsi atau kerja alat-alat tubuh, seperti denyut jantung meningkat, sebentar-sebentar panas dingin.
Akibat Keorganisasian: Tampak dalam tempat kerja, seperti absen, produktivitas rendah, ketidak puasan kerja.


Terjadinya stress tergantung pada stressor dan tanggapan seseorang terhadap stressor tersebut. Stressor meliputi berbagai hal, lingkungan fisik seperti suhu yang terlalu panas, berasal dari individu sendiri seperti tuntutan tanggung jawab yang dirasakan berat, bisa juga berasal dari keorganisasian seperti struktur keorganisasian yang tidak sesuai.
Stresor yang sama bisa beraibat berbeda pada individu yang berbeda, perbedaan individu dapat meliputi tingkat usia, jenis kelamin, pendidikan dan lain-lain. Usia dewasa biasanya lebih mampu mnegontrol stress disbanding dengan usia anak-anak dan usia lanjut. Wanita biasanya mempunyai daya tahan yang lebih baik disbanding pria, terlebih bila wanita tersebut masih pada usia poduktif. Tingkat pendidikan juga berpengaruh semakin tingki tingkat pendidikan seseorang  maka pengontrolan terhadap stresornya bisa lebih baik.
Mengatasi stress bisa dilakukan dengan cara: Mengelola istirahat dan olahraga secara teratur, cara hidup teratur membuat seseorang tidak mudah terkena stress. Relaksasi, semakin lama berlayih relaksasi orang akan  semakinpeka untuk merasakan bagian tubuh mana yang terkena stress dan semakin mudah mengembalikan pada keadaan semula. Meditasi, selain mengatasi stress meditasi membuat konsentrasi menjadi lebih tajam an pikiran lebih tenang. Dan mengubah sikap hidup yang negative menjadi lebih positif.
Akibat stress yang berkepanjangan terjadilah kelelahan fisik maupun mental yang dapat melahirkan berbagai macam gangguan. Bila individu mampu menggunakan cara-cara penyesuaian diri yang baik dengan stress yang dihadapi individu tersebut dapat hidup dengan sehat. Penyesuaian diri dalam menghadapi stress dalam konsep kesehatan mental dikenal dengan istilah koping. Koping mengarah pada yang orang lakukan untuk mengatasi tuntutan-tuntutan yang penuh tekanan atau yang membangkitkan emosi, dengan kata lain koping adalah bagaimana reaksi orang ketika menghadapi stress/tekanan.
Tujuan koping adalah untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan, baik tuntutan yang berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan dengan sumber-sumber daya yang digunakan individu dalam menghadapi situasi stressfull.
Coping Approach menurut Lazarus & Folkman (1987) terdiri dari dua bentuk, yaitu:
Emotional Focused Coping, digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stress bila individu tidak mampu mengubah kondisi yang stressful, individu akan cenderung untuk mengatur emoisnya.
Problem Focused Coping, berorientasi untuk mencari pokok permasalahan dan berusaha untuk memecahkannya. Individu cenderung menggunakan cara ini bila dirinya yakin akan dapat menghadapi dan mnegurangi situasi atau kondisi yang penuh tekanan.
Coping yang sehat tergambar dari penyesuain diri yang paling baik dan paling tinggi dibandingkan dengan coping yang lain. Individu dengan coping yang sehat adalah pribadi yang memiliki perencanaan untuk masa depan, memiliki rasa kasih kepada orang lain, individu yang memilikimkestabilan dan kematangan emosi. Coping  yang positif menunjukan bahwa individu mampu menyelesaikan sesuatu permasalahan dengan cara yang efektif, lugas dan bermanfaat. Ketika individu memiliki cara penyelesaian masalah yang baik dan benar maka akan membentuk keseimbangan emosi. Individu yang memiliki emosi yang sehat adalah individu yang memiliki emosi yang sehat adalah individu yang sehat mental.

Comments

Popular posts from this blog

contoh Laporan psikologi wawancara ( KEBAHAGIAAN PADA LANSIA)

review jurnal psikologi perkembangan “Hubungan Antara Kematangan Emosi dengan Kecenderungan Memaafkan Pada Remaja Akhir”

Jurnal psikologi bahasa inggris beserta terjemahannya dalam bahasa indonesia