Sejarah pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa
Pada pertengahan abad ke-
19, yakni pada masa awal berdirinya psikologi sebagi satu disiplin ilmu yang
berdiri sendiri, psikologi didominasi oleh gagasan dan upaya mempelajari
elemen-elemendasar dari kehidupan mental orang dewasa normal melalui penelitian
laboraturium dengan menggunakan metode instrospeksi. Pada masa itu tercatat
satu aliran psikologi yang disebut psikologi strukturalisme. Psikoanalisa
diciptakan oleh Sigmund Freud tahun 1986. Pada kemunculannya, teori Freud ini
banyak mengundang kontroversi, eksplorasi, penelitian dan dijadikan landasan
berfikir bagi aliran lain yang muncul kemudian. Mulanya Freud menggunakan
teknik hipnosis untuk menangani pasiennya. Tetapi teknik ini ternnyata tidak
dapat digunakan pada semua pasien. Dalam perkembangannya, Freud meggunakan
teknik asosiasi bebas (Free Association)
yang kemudian menjadi dasar psikoanalisis. Teknik ini dikemukakan ketika Freud
melihat beberapa pasiennya tidak dapat dihipnotis atau tidak memberi tanggapan
terhadap sugesti atau pertanyaan yang mengungkap permasalahan klien(Gunarsa,
1996). Selanjutnya Freud mengembangkan teknik baru yang dikenal analisis mimpi.
Menurut Willis (2009)
pengertian psikoanalisis meliputi 3 aspek penting:
1.
Sebagai metode pennelitian proses-proses psikis.
2.
Teknik untuk mengobati gangguan – gangguan psikis.
3.
Sebagai teori kepribadian.
Adapun hal yang dibahas
mengenai psikoanalisis adalah bagaimana psikoanaisis memandang dinamika
kepribadian manusia, perkembangan kepribadian, kesadaran dan ketidaksadaran,
mekanisme pertahanan ego, peran dan fungsi konselor dan teknik-teknik terapi
yang digunakan daam psikoanalisis.
1.
Dinamika Kepribadian
Freud
memandang kepribadian manusia atas 3 sistem yang terpisah fungsi antara satu
dengan yang lain tetapi tetap saling mempengaruhi. Ketiga sistem itu antara
lain:
a.
Id
Id merupakan subsistem kepribadian
asli yang dibawa manusia sejak awal ia dilahirkan ke dunia. Id bersifat
primitif dan bekerja berdasarkan prinsip kesenangan. Ciri-ciri id menurut
Lesamana(2009) adalah bekerja di luar kesadaran manusia, irasional, tidak
terorganisasi, berorientasi pada kesenangan, primitif, berperan sebagai sumber
libido atau tenaga hidup dan energi, dan terakhir merupakan sumber dari
dorongan dan keinginan dasar unutk hidup dan mati. Pemenuhan id tidak dapat ditunda
karena itulah id dianggap sebagai anak manja yang tidak berfikir loggis dan
bertindak hanya untuk memuaskan kebutuhan naluriah.
b.
Ego
Ego berperan menghadapi realitas hidup
dan berasal dari kebudayaan dannorma-norma yang berlaku di masyarakat. Tugas
ego adalah mengendalikan id dan menghalau impuls keluar dari kesadaran melalui
mekanisme pertahanan. Cara kerjaa ego berdasarkan prinsip realitas (reality principles) yang melakukan suatu
tindakan sesuai dengan dunia riil.
c.
Superego
Superego merupakan kode moral bagi
individu yang menentukan apakah suatu tindakan baik atau buruk, benar atau
salah. Superego bekerja berdasarkan prinsip moral orientasinya bukan pada
kesenangan tetapi pada kesempurnaan kepribadian. Menurut Coey (2009) superego
berkaitan dengan imbalan dan hukuman. Imbalan berupa perasaan bangga dan mendapatkan
cinta, sementara hhukuman berupa perasaan berdosa dan rendah diri.
2.
Perkembangan Kepribadian
Perkembangan
kepribadian manusia menurut versi Freud juga dipengaruhi oleh 5 tahun pertama
kehidupan yang dinamakan perkembangan psikoseksual. Secara berurutan fase
tersebut yaitu:
a.
Fase Oral
Fase oral terjadi pada saat tahun
pertama kehidupan atau sejak bbayi dilahirkan sampai berusia 1 tahun.
Pengalaman kenikmatan pertama manusia adalah ketika ia menghisap puting susu
ibu dengan mulut yang merupakan daerah kenikmatan (zone of pleasure) (Lesmana, 2005). Tugas perkembangan pada fase
oral adalah memperoleh rasa percaya baik kepada orang lain, dunia maupun diri
sendiri.
b.
Fase Anal
Fase ini terjadi antara usia 1 tahun –
3 tahun dimana zona kenikmatan berada pada saat menhan atau melepaskan feses.
Anak terus menerus berhadapan dengan tuntutan orang tua dan diharapkan
mengendalikan buang air. Ketika training
diberlakukan, anak akan memperoleh pengalaman pertamanya dalam hal disiplin dan
moral. Tugas perkembangan harus dilakukan pada fase anal adalah belajar
mandiri, memiliki kekuatan pribadi dan otonomi serta belajar bagaimana
mengikuti dan menangani perasaan negatifnya (Corey, 2009).
c.
Fase Phalik
Fase ini terjadi antara rentang usia 3
sampai 5 tahun. Adapun zona kenikmatan berada pada alat kelamin atau oedipus complex (ketertarikan seksual
pada sosok ibu dan mengidentifikasi dirinya pada sosok ayah untuk merepresi
keinginannya memiliki ibu) yang berlaku bagi anak laki-laki dan electra complex (ketertarikan seksual
pada ayah) pada anak perempuan. Menurut Corey (2009) fase phalik juga merupakan
tahap perkembangan hatii nurani dimana anak diperkenalkan standar moral.
d.
Fase Laten
Fase ini juga dikenal sebagai pre
genital yang terjadi antara usia 6 sampai 12 tahun (awal pubertas). Dinamakan
fase laten karena pada fase ini anak tidak lagi dikuasai oleh insting dan
impuls-impuls yang mengarahkan tingkah lakunya.
e.
Fase genital
Fase ini menandaiberakhirnya fasepsikoseksual
pada individu. Fase ini terjadi pada masa pubertas (di atas usia 12 tahun). Hal yang perlu diketahui adalah apabila semua
fase sebelumnya dapat dilewati oleh individu yang baik, maka ketika individu
memasuki fase genital, ia akan dapat menyesuaikan dirinya dengan baik dan
normal (Lesmana, 2005).
3.
Kesadaran dan Ketidaksadaran
Kesadaran dan ketidaksadaran adalah
bagian konsep terpenting karena keduanya sangat menentukan tingkah laku dan
permasalahan yang berhubungan dengan kepribadian manusia. Freud membagi
kesadaran menjadi tiga bagian utama, yaitu:
a.
Alam Sadar (conscious)
Alam sadar merupakan bagian yang berfungsi untuk
mengingat, menyadari, dan merasakan sesuatu secara sadar atau nyata. Meskipun
alam bawah sadar bersentuhan langsung
dengan kenyamanan tetapi ia
menempati bagian terkecil dari keselurahan kepribadian manusia. Alam bawah
sadar muncul ketika individu berhadapan dengan orang lain.
b.
Alam Prasadar (preconscious)
Alam bawah
sadar adalah bagian kesdaran yang menyimpan ide, ingatan, dan perasaan tersebut
ke alam sadar jika individu berusaha mengingatkannya kembali.
c.
Alam Bawah Sadar (unconscious)
Alam bawah sadar adalah bagian dari dunia
kesadaran yang paling menentukan terbentuknya tingkah laku atau kepribadian
individu. Alam bawah sadar menyimpan semua ingatan atas peristiwa-peristiwa
tertentu yang telah direpresi individu. Selaian itu alam bawah sadar juga
menyimpan ingatan tentang keinginan yang tidak tercapai oleh individu.
4.
Mekanisme Pertahanan Ego
Mekanisme pertahanan ego adalah cara
yang digunakan individu untuk mengatasi kecemasan yang diakibatkan karena
keinginannya tidak terpenuhi. Individu yang melakukan mekanisme pertahanan ego
secara wajar masih dikategorikan sebagai tingkah laku yang adaptif, tetapi bila
penggunaannya berlebihan sehingga berubah menjadi gaya hidup untuk
menghadapirealitas, tingkah laku tersebut dapat tergolong patologis.
Freud (dalam Lumongga, 2011)
mengemukakan berbagai bentuk mekanisme pertahanan ego yang dimanisfestasikan
dalam tingkah laku. Individu secara alami dapat menyeleksi bentuk pertahanan
seperti apa yang akan dilakukannya. Akan tetapi hal tersebut tergantung dari
tinggi rendahnya tingkat kecemasan.
Bentuk-bentuk mekanisme pertahanan ego
adalah represi, penyangkalan (denial),
formasi reaksi, proyeksi, introyeksi, regresi, fiksasi, displacement, represi, rasionalisasi, sublimasi, kompensasi dan
identifikasi. Berikut adalah penjelasan
dari berbagai bentuk mekanisme pertahanan ego (dalam Lumongga, 2011).
a.
Represi adalah melupakan isi kesadaran yang traumatis dan bisa membangkitkan kecemasan dan
menekankan hal-hal yang menyakitkan didalam alam bawah sadar.
b.
Penyangkalan (denial),
penyangkalan hampir sama dengan represi dimana individu menyangkal untuk menerima
masalah atau kenyataan yang dapat membangkitkan kecemasan.
c.
Formasi reaksi adalah melakukan tindakan yang berlawanan dengan
hasrat-hasrat alam bawah sadar untuk menyangkal perasaan yang mendatangkan
kecemasan.
d.
Proyeksi, mengalamatkan pikiran, perasaan, atau motif yang tidak dapat
diterimanya kepada orang lain. Melalui proyeksi, individu cenderung menyalahkan
tingkah laku orang lain untuk menutupi kesalahannya.
e.
Introyeksi adalah menanamkan nilai-nilai dan standart yang dimiliki orang
lain kedalam dirinya sendiri. Introyeksi dapat bernilai positif jika individu
menanamkan nilai-nilai positif dari orang tersebut.
f.
Regresi adalah tindakan melangkah mundur secara tidak sadar ke fase
perkembangan yang terdahulu dimana tuntutan tugas perkembangan tidak terlalu besar.
g.
Fiksasi adalah tindakan tetap bertahan “terpaku” pada tahap perkembangan
yang pernah dijalani karena takut melangkah ke tahap perkembangan selanjutnya.
h.
Displacement adalah tindakan mengalihkan perasaan bermusuhan
atau agresivitas dari sumber aslinya kepada orang lain atau objek tertentu yang
dianggap lebih aman.
i.
Rasionalisasi adalah tindakan menciptakan alasan yang baik dan masuk akal
untuk membenarkan tindakannya yang salah sehinggga kenyataan yang mengecewakan
tidak begitu menyakitkan.
j.
Kompensasi adalah tingkah laku menutupi kelemahan dengan jalan memuaskan
atau menunjukkan sifat tertentu secara berlebihan karena frustasi dibidang lain.
k.
Identifikasi adalah tindakan menyamakan dirinya dengan orang lain yang
populer untuk meningkatkan rasa harga diri.
Penerapan Psikoanalisa dalam Psikoterapi
1.
Penggunaan asosiasi bebas
Asosiasi bebas adalah teknik yang memberi
kebebasan kepada klien untuk mengatakan apa saja perasaan, pemikiran, dan
renungan yang ada dalam pikirannya tanpa memandang baik atau buruknya, logis
atau tidak sehingga semua pemikiran klien diungkapkan semua tanpa ada yang
disembunyikan. Melalui teknik ini, klien diarpkan mampu melepaskan emosi yang
berkaitan dengan pengalaman traumatik dimasa lalu yang terpendam (katarsis).
2.
Analisis mimpi
Freud menilai mimpi sebagai jalan istimewa menuju
ketidaksadaran melalui mimpi hasrat, kebutuhan dan ketakutan yang dipendam akan
mudah diungkapkan. Pada dasarnya mimpi memiliki dua taraf isi, yaitu isi laten
dan isi manives. Isi laten terdiri dari motif yang disamarkan, tersembunyi dan
bersifat simbolik karena terlalu menyakitkan dan mengancam seperti dorongan
seksual dan agresif. Sementara itu isi
manifesterdiri dari bentuk mimpi yang tampil dalam impian klien.
3.
Analisis Resistensi
Resistensi dipandang oleh freud sebagai pertahanan
klie terhadap kecemasan yang meningkat . resistensi dapat menghambat kemampuan
klien untuk mengalami kehidupan yang lebih memuaskan sehingga sebisa mungkin
konselor harus dapat memberi pemahaman pada klien agar membuka tabir
resistensinya.
4.
Analisis Transferensi
Transfersi merupakan reaksi klien yang melihat
konselor sebagai orang yang paling dekat dan penting dalam hidupnya dimasa
lalu.
5.
Penafsiran
Penafsiran merupakan prosedur dasar yang
mencnagkup analisis terhadap asosiasi bebas, analisis mimpi, analisis
resistensi, dan analisis transferensi.
Tujuan daari penafsiran adalah agar mendorong ego
klien untuk mengasimidasi hal-hal baaru dan mempercepat proses penyingkapan
hal-hal yang tidak disadari.
Comments
Post a Comment